Sunday 24 March 2013

Mengenal Cinta Meraih Allah : Rabi'ah al Adawiyah; Sufiah Agung

"Alangkah manisnya Engkau, sedang hidup ini pahit..
Alangkah senangnya kalau Engkau Redha, meski semua manusia membenci,
Alangkah semaraknya hubunganku dengan-Mu, 
sedangkan hubunganku dengan alam semesta runtuh,
Jika benar Engkau cinta,  maka segala sesuatu adalah hina,
dan segala yang di atas debu adalah debu."

Itulah dia Rabi'ah al Adawiyah.. Itulah dia yang melabuhkan dasar cinta yang tiada lain hanyalah pada Dia yang Maha Mentadbir segala rasa.. Dia pencetus mazhab cinta Ilahi.. Pencinta agung, yang mencintai Allah bukan dengan naluri kewanitaannya, dia melestarikan cinta agung buat al-Khaliq sepenuh hati dan jiwanya..

Dalam fikrahnya, cinta berasal dari Allah dan untuk Allah selayaknya cinta itu kembali.. Sejatinya cinta itu harus bersendikan ketulusan, kejujuran, murni demi dan untuk-Nya semata..


"Dua jiwa yang saling mencinta, tidak akan memerlukan tafsir, yang ada adalah ungkapan kerinduan dan rasa. Barangsiapa merasa akan memahami, barangsiapa  memahami akan menghayati. Bgaimana kau akan mampu memaknakan rasa kasih dan cintamu ketika kau berhadapan dengan Kekasihmu, kau seakan jauh, ketika Dia memandangmu, kau selalu berpaling, dan ketika Dia menemuimu, kau acuh kepada-Nya. Padahal Kekasihmu selalu melihatmu, memperhatikanmu, di manapun dan bilapun kau berada."

Dalam tasbih rindu dan kalimat cinta Rabi'ah kepada Kekasih Sejatinya,

"Tuhanku, jika ibadahku, hanya untuk menjauhkan diriku daripada api neraka-Mu, maka kelak bakarlah aku  dengan api neraka-Mu. Jika sembahku hanya untuk meraih syurga-Mu, maka haramkan syurga-Mu atas diriku. Adapun bila ibadahku hanya ingin beroleh kasih-sayang-Mu, berilah aku kurnia agung-Mu. Anugerahkan kepadaku nikmat bisa melihat-Mu, wahai yang Maha Perkasa lagi Maha Mulia."

Rabi'ah Adawiyah adalah contoh wanita dengan peribadinya yang sangat sederhana dan penuh bersahaja. Mengambil dari dunia ini apa yang perlu dan tidak merasa tamak dengan gemerlap fananya duniawi. Walaupun hidupnya menyendiri, namun dia yakin dia selalu ada Allah yang menemani. Kebahagian hakiki baginya adalah apabila dia mampu menyendiri dengan Kekasih Sejatinya.. Dalam sepertiga malam, dia bersenandung;

"Bekalku sedikit, sedangkan aku tidak tahu akhir perjalanan ini. Oleh jauhnya perjalanan ataukah sedikitnya bekal, entahlah untuk apa aku menangisi ini. Akankah ku bakar diriku dengan api neraka-Mu wahai Harapanku? Lantas di mana harapan dan ketakutanku terhadap-Mu?"

Rabi'ah al-Adawiyah adalah satu daripada hamba kesayangan Allah swt, yang mampu menangkap butiran kasih suci dan getaran cinta Sang Maha Cinta. Ia mewariskan kepada generasi Islam (wanita) teladan ibadah yang sempurna, bersandarkan kecintaan yang tidak berbelah bagi buat Dia yang Maha Mengasihi. Sebuah perjalanan yang terbentang menuju kekasih abadi, sebuah kisah mencinta dan merindu juga kedamaian hakiki.. Melahirkan kesejukan dan kedamaian jiwa, terpatri di relung kalbu tiap insan yang meraih cinta itu sepanjang masa.

via buku "Kisah Cinta dalam al-Quran; Mengenal Cinta Meraih Allah." karangan Misbah Em Majidy..

Semoga Bermanfaat..

No comments:

Post a Comment